AIR SUSPENSION PADA BUS
Belakangan ini, teknologi suspensi udara atau yang biasa dikenal air
suspension tengah berkembang di dunia transportasi bus AKAP baik di pulau jawa
maupun di luar pulau jawa. Terutama saat kemunculan chassis kelas premium
seperti Mercedes benz OH 1626, OH 1830, OH 1836 dan juga Hino RN 285. Suspensi
udara di nilai memiliki tingkat kenyamanan yang lebih prima dibandingkan dengan
suspensi sebelumnya yaitu leaf spring atau biasa dikenal dengan ‘per daun’.
Air Suspension atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut Suspensi Udara adalah
suatu sistem suspensi / peredam getaran pada kendaraan yang memanfaatkan tekanan
udara untuk meredam getaran. Udara bertekanan dari kompresor dialirkan ke balon udara
(air bellow) yang terbuat dari karet. Balon karet inilah yang menopang kendaraan
menggantikan per daun atau per keong (spiral) pada sistem konvensional.
Konfigurasi / jumlah balon karet ini berbeda-beda. Tapi pada umumnya bis-bis yang
beredar di Indonesia konfigurasinya adalah 2 buah balon karet pada axle depan dan 4 buah
balon karet pada axle belakang
Air Suspension ini ada yang bawaan chassis (built in air suspension) dan ada juga yang
rakitan karoseri lokal di Indonesia. Air suspension bawaan chassis umumnya dilengkapi
dengan "Levelling Sensor" yang berfungsi mendeteksi kemiringan bis jika bis berbelok.
Prinsipnya yaitu tekanan udara akan dipompakan lebih besar ke sisi yg lebih rendah.
Misalnya bis belok kekanan, otomatis body akan miring ke kiri. Maka tekanan udara akan
diberikan lebih besar ke suspensi sebelah kiri agar ketinggian bis menjadi seimbang.
Untuk mengatur ketinggian bis bisa diatur dari kabin, switch pengatur biasanya ada di
dashboard. Di chassis Scania ada 2 switch air suspension yang mempunyai fungsi :
- Satu switch berfungsi menaikkan dan menurunkan ketinggian bis, termasuk ketika bis
berjalan.
- Satu switch lagi berfungsi mengembalikan bis pada ketinggian standart (ketingian
standart sudah diset dari pabrikan & bisa diubah dengan memakai komputer) dan untuk
menentukan posisi parkir (ketika parkir walaupun permukaan jalan miring / tidak rata pada
ke-empat poros rodanya tapi ketinggian bis bisa menjadi rata sepanjang masih dalam batas
toleransi travelling airsusnya).
Komentar
Posting Komentar